Tragedi Palestina, siapa yang perlu didemo

Palestina, Mindanao, Patani, Kashmir, Xinjiang, Kossovo, Dageshtan, Checnia, Nubia, Siprus adalah belahan bumi yang senantiasa menyita perhatian umat Islam dari tahun ke tahun. Hampir setiap saat, mata umat Islam senantiasa terarah ke sana. Kejadian sedikit saja, kadangkala lebih cepat diketahui daripada kejadian di negerinya sendiri. Indonesia dan Riau pun demikian. Sebagai daerah yang bermusuhan dengan Israel, bangsa yang konon merupakan musuh sejatinya umat Islam, Palestina mendapatkan perhatian yang lebih. Israel pun tampaknya seakan-akan tidak sadar itu. Digempurnya Palestina, dan petaka di negeri-negeri muslim pun lebih dahsyat daripada yang dialami bangsa Palestina sendiri. Di mana-mana, demo terjadi secara beruntun. Indonesia dan Riau pun bergetar. Partai-partai politik pun mengambil kesempatan di dalam kedukaan yang diderita bangsa Palestina tersebut, istilah zaman dahulunya memancing di air keruh, dengan cara menggalang dana, demonstrasi dan sebagainya, tetapi yang lebih ditekankan adalah mengibarkan bendera partainya.

Sebagai seorang muslim, saya pun solidar dengan perjuangan bangsa seiman tersebut, namun nuansa politis seakan-akan mengaburkan fakta dan rasionalitas. Demonstrasi yang dilakukan, tampaknya seakan-akan bukan bertujuan agar krisis Palestina berakhir, melainkan agar sekedar bendera partainya dikenal orang. Simpati yang dikejar bukanlah simpati kepada perjuangan rakyat Palestina, tetapi simpati kepada partai.

Kenapa saya berkata begitu? Demo yang dilakukan tampak hanyalah sekedar demo. Siapa yang dituju terkadang menggelikan. Israel yang menyerbu, restoran siap saji yang kena sasaran. Apa hubungannya?

Ketika serangan Israel terjadi, Mesir menutup pintu perbatasannya sehingga rakyat sipil Palestina kesulitan menyelamatkan diri. Tetapi tidak ada yang mendemo Mesir.

Pada masa lalu Iraq termasuk negara yang sering menakut-nakuti Israel. Lalu Amerika datang menghancurkan Irak. Dan Arab Saudi, Kuwait, serta negara-negara kaya Teluk memfasilitasinya. Tetapi tidak ada yang mendemo Arab Saudi, Kuwait dan konco-konco.

Sekarang pun kita melihat, negara-negara Arab yang sebenarnya merupakan negara sentral Islam, seakan-akan tidak bereaksi, seakan-akan tidak ada komentar.

Oleh karenanya, timbul pertanyaan di dalam hati saya, apakah kita tidak berlebihan. Orang yang paling dekat dengan Palestina saja cuek-cuek. Artinya, seakan-akan bangsa Indonesia, terlambau sibuk mengurus bangsa orang, sementara orang yang disibukkan tenang-tenang saja. Atau dengan kata lain, kita terlalu bernafsu mencari keributan, mencari kerisauan.

Komentar

Top Searching

Postingan Populer