Ciri-ciri caleg tidak berkualitas

Sebentar lagi kita akan menghadapi pesta akbar demokrasi, yakni Pemilu 2009. Satu permasalahan umum yang dihadapi seperti saat-saat sebelumnya adalah menentukan pilihan. Meskipun seorang caleg memiliki pribadi dan performance yang mengesankan, dalam kenyataannya ternyata hal itu cuma tipuan.

Agar tidak tertipu lagi, marilah kita identifikasi caleg-caleg yang tidak berbobot:
1. Mengandalkan uang
Caleg yang tidak berkualitas tidak mampu meyakinkan konstituen bahwa dia layak untuk dipilih, karena memang kualitasnya tidak ada. Untuk mengatasinya, caleg-caleg ini kemudian memilih cara yang sangat gampang, yakni money politic.

2. Terlalu mengandalkan kebesaran nama partai
Banyak caleg yang memasuki partai-partai besar bukanlah karena dia merasa cocok/klop dengan partai tersebut, namun dia berharap dengan jadi dari partai besar, dia dapat mengandalkan kebesaran partai tersebut untuk mempengaruhi konstituennya.

3. Mengandalkan keluarga, daerah dan kelompok
Seandainya seseorang memperhatikan keluarga, daerah dan kelompoknya dan menawarkan strategi perjuangan untuk keuntungan keluarga, daerah dan kelompoknya, maka hal itu dapat dikatakan cerdas. Namun, dalam kenyataannya, caleg-caleg tidak berbobot meminta kasihan kepada keluarga, daerah dan kelompoknya. Satu-satunya isu yang dikembangkan hanyalah isu emosional.

4. Mengandalkan sejarah dan masa lalu
Secara umum, logika pembuktian sangat berkaitan dengan masa lalu. Oleh karenanya, caleg tidak berkualitas mengungkit-ngungkit kebesaran masa lalunya, kebesaran masa lalu orang tuanya, dan kebesaran masa lalu partainya. Padahal, sebagai caleg, dia seharusnya memiliki ide untuk perbaikan di masa depan.

5. Terlalu mengandalkan orang tua
Salah satu ciri lain caleg tidak berkualitas adalah membesar-besarkan nama orang tuanya.

Komentar

the beauty of riau mengatakan…
BANG AKU NGOPI BEBERAPA ARTIKEL ABANG TAPI KU BUAT SUMBERNYA DARI ABANG, ORANG PERANAP YA BANG , KU ORANG PERANAP, BAPAKKU ASLI PERANAP AKU SERING PULANG LIBURAN KE PERANAP.
Anonim mengatakan…
Silakan dan terima kasih. Kalau lain kali ke peranap, mampirlah ke tempat abang
Anonim mengatakan…
Setuju.!
Boleh saya tambah lagi ciri nya?

# aji mumpung. Mumpung ada kesempatan, mumpung ada upah pasang atribut, mumpung belum kerja, mumpung belum kawin, mumpung ada waktu, mumpung ada yang biayai, mumpung..mumpung.

# tak tahu aturan dan etika. Banyak pelanggaran dalam pemilu disebabkan oleh faktor ini. Kalau tidak karena tak tahu aturannya, ya karena tak punya etika alias moral. Sudah tahu salah masih dilanggar. Anehnya, pelakunya mengaku intelek pula.
Anonim mengatakan…
50 tahun lagi mungkin baru Indonesia dewasa

Top Searching

Postingan Populer