Mencari Figur Calon Gubernur Riau Pemimpin Masa Depan
Indonesia langka bibit kepemimpinan. Dan itu juga berlaku ke daerah. Termasuk Riau di antaranya.
Kelangkaan kepemimpinan adalah akibat rusaknya kaderisasi. Pemaksaan suksesi sering diikuti dengan pembunuhan karakter. Dan inilah tradisi penghancuran kaderisasi yang telah lama dijalankan.
Di tengah-tengah langkanya calon pemimpin tersebut, Riau akan mengadakan pergantian pimpinan. Sebagaimana biasanya para calon berasal dari tiga jalur yakni militer, birokrat dan swasta.
Ketegasan adalah unsur yang paling dicari dari calon pemimpin dari kalangan militer, walaupun dalam kenyataannya setelah terpilih terkadang justru mereka lebih plin-plan. Ketertiban dalam administrasi adalah unsur yang diharapkan dari pemimpin yang berasal dari kalangan birokrat, walau pun dalam kenyataannya justru mereka yang kadang-kadang lebih kacau administrasinya. Inovasi dan efektivitas adalah yang diharapkan dari wiraswasta, tapi kadang-kadang mereka lebih kaku dan konservatif.
Di antara calon-calon gubernur Riau yang mengemuka sekarang ada beberapa nama di antaranya 1) Saleh Jasit , eks Militer 2) Rusli Zainal, wiraswastawan 3) Thamsir Rachman, birokrat 4) Khaidir, birokrat 5) Azmun Jafar, birokrat 6) Arwin AS, birokrat
SALEH JASIT
Saleh Jasit adalah eks gubernur Riau yang ditumbangkan oleh Rusli Zainal dalam pemilihan DPRD. Tetapi setelah bukan gubernur lagi, Saleh Jasit ternyata berhasil memenangkan hati rakyat Riau dan termasuk salah seorang anggota DPR dengan perolehan suara yang signifikan, yang melenggang ke Senayan secara murni. Konon hanya dua orang anggota DPR yang berhasil meraih predikat itu, salah satunya lagi Hidayat Nur Wahid dari Jakarta. Ini membuktikan bahwa Saleh Jasit masih populer bagi masyarakat Riau.Ketidakpuasan pada pemimpin sekarang sering menimbulkan nostalgia lama untuk mengusung pemimpin yang lama. Irian Jaya (Papua) contohnya. Barnabas Suebu berhasil tampil lagi secara gemilang. Saleh Jasit juga berpotensi demikian. Di tengah-tengah ketidakpuasan orang terhadap gubernur Riau sekarang, banyak yang mengungkit-ungkit prestasi Saleh Jasit masa lalu. Dengan dana yang berlimpah, Riau hanya banyak menghabiskannya untuk kegiatan seremonial dan gengsi-gengsian belaka. Sementara Saleh Jasit dengan dana yang lebih kecil berhasil membagi-bagi distribusi pembangunan secara merata. Sekarang, prestasi sepakbola Riau merosot. Pada zaman Saleh Jasit, PSPS berhasil diantarkan ke Liga Utama PSSI.
RUSLI ZAINAL
Saleh Jasit adalah pemimpin masa lalu. Waktu terus berputar dan keadaan banyak berubah. Rusli Zainal atau Bang Rusli adalah gubernur Riau masa kini. Di samping itu, Rusli Zainal (Bang Rusli) adalah pemimpin Golkar Riau. Dengan posisi Partai Golkar yang merupakan partai terbesar di Riau, Rusli Zainal memiliki kans besar untuk menduduki kembali jabatannya untuk yang kedua kalinya. Prestasi Golkar dalam pilkada akhir-akhir ini meningkat, dan karenanya mayoritas bupati/walikota adalah kader Golkar. Dari segi dukungan dana, sulit bagi calon-calon gubernur yang lain untuk menandinginya. Kepala-kepala daerah dari Partai Golkar merupakan bupati-bupati yang kaya. Bengkalis misalnya masih merupakan kabupaten terkaya di Riau.THAMSIR RACHMAN
Partai besar banyak yang keropos. Golkar termasuk salah satu di antaranya. Konflik internal adalah salah satu penyebabnya. Kesombongan adalah yang kedua. Oleh karenanya, Golkar sering kehilangan komunikasi dengan arus bawah. Dan inilah potensi yang berhasil diraih oleh partai-partai kecil. Banyak pilkada di Indonesia dimenangkan oleh partai kecil justru di basis massa Golkar sendiri. Sulawesi Selatan contohnya. Sementara di tingkat nasional saja, dalam Pilpres yang lalu dua partai besar PDIP dan Partai Golkar justru kalah. Pasangan yang diusung Partai Demokrat yakni SBY dan Jusuf Kalla yang justru melaju.Di Riau sendiri, Ketua DPD Partai Demokrat Riau sekarang, Thamsir Rachman juga suksesi menumbangkan Golkar. Partai Demokrat dengan didukung partai-partai kecil berhasil mengantarkan Thamsir Rachman dan Mujtahid Thalib menjadi Bupati dan Wakil Bupati Inhu. Kemampuan partai-partai kecil untuk membentuk koalisi yang solid adalah modal dasar yang sangat besar. Dengan berkoalisi, justru kekuatan mereka lebih besar dari Partai besar. Apalagi kalau diingat bahwa partai besar cenderung keropos. Kedekatan dengan masyarakat adalah modal lain yang utama. Kader-kader partai kecil adalah pribadi-pribadi yang berpengaruh di daerahnya yang berhasil naik dengan perjuangan yang sangat keras. Oleh karenanya, dukungan mereka akan sangat berarti bagi para calon yang akan melaju.
AZMUN JAFAR
Dibandingkan dengan Inhu, Pelalawan masa lalu tidak ada artinya. PAD mereka pun kecil. Tetapi Azmun berhasil mengantarkan Pelalawan menjadi kabupaten yang cukup diperhitungkan di Riau. Pelalawan bahkan lebih makmur dari Indragiri Hulu yang merupakan kabupaten termiskin di Riau. Dengan prestasi demikian, wajarlah baru-baru ini Azmun Jafar terpilih kembali untuk periode kedua. Dengan prestasinya yang demikian, Azmun akan menjadi calon gubernur alternatif yang patut diandalkan.Drh. CHAIDIR
Azmun Jafar saat ini terkurung di penjara. Oleh karenanya, kansnya untuk ikut menjadi tipis. Tidak demikian dengan Chaidir. Belum ada kasus yang mengemuka tentang Chaidir saat ini. Di samping itu, Chaidir telah berkiprah di provinsi. Statusnya sebagai Ketua DPRD Riau cukup berkesan bagi masyarakat Riau. Chaidir juga pemimpin yang memiliki wawasan. Dibandingkan kandidat-kandidat lain, Chaidir lebih visioner dan mungkin lebih cerdas. Sisi intelektual Chaidir di mana beliau telah mampu menerbitkan berbagai buku dan sisi budayawannya adalah sangat menarik bagi generasi muda yang justru adalah pemilih terbanyak. Dan berbeda dengan budayawan lain, Chaidir telah membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin saat menjabat sebagai walikota Batam pada masa yang lalu.ARWIN A.S.
Posisi Chaidir yang hanya legislatif mengecilkan peluang baginya untuk mengumpulkan dana. Apalagi kalau bertanding dengan Arwin AS. Salah satu bupati yang juga cukup berhasil mengembangkan daerahnya yang kaya. Sama seperti Chaidir, Arwin juga memiliki sisi budayawan. Tetapi lebih dari itu, ia adalah bupati Siak, kabupaten yang kaya sumber daya alam, baik dari pertambangan mau pun perkebunan.Catatan :
Komentar