Seorang lagi, tersangka pengeroyok polisi tertangkap
BRIPTU AGUS PRIANTO, Anggota Polsek Rengat Barat, yang berusaha mendamaikan perkelahian antar pemuda dua desa, saat ini harus menahan penderitaan akibat pengeroyokan 10 orang pemuda pada sebuah pesta di Rantau Bakung Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu bulan Maret 2008 yang lalu. Kepalanya retak akibat hantaman kayu bloti. Seandainya saja dia sempat terjun ke Sungai Indragiri (Batang Kuantan) mungkin saat ini, dia hanya tinggal nama. BRIPTU AGUS PRIANTO harus menahan rasa penasaran karena dari 10 orang pemuda pelaku pengeroyokan tersebut, saat ini baru tertangkap 3 orang. Namun, rasa penasaran itu sekarang agak berkurang, karena salah satu tersangka akhirnya tertangkap di Lembah Sago Kelurahan Peranap Kecamatan Peranap.
Saat itu, Zul yang selama ini buron, tidak dapat melepaskan rasa rindunya pada keluarganya. Dua orang anggota Polsek Peranap bernama BRIPTU ATAN ROHADI dan BRIPTU CECEP FERNANDES yang memang sudah mengincar tersangka mendatangi rumah tersangka. Petugas keamanan bertanya kepada istri tersangka. Si istri berusaha melindungi dengan mengatakan tersangka tidak ada. Namun, petugas tidak kehilangan akal. Saat itu anak tersangka yang berumur lebih kurang 6 tahun mengatakan bahwa ayahnya ada di kamar sedang menelepon. Kedua petugas langsung ke kamar. Tersangka yang bertubuh kekar berusaha mengadakan perlawanan. Tersangka sempat meminta pisau kepada isterinya dan memaki-maki polisi. Namun kedua aparat ternyata lebih sigap. Dengan satu tembakan peringatan, tersangka akhirnya menyerah. Zul pun akhirnya terpaksa mengakhiri kesempatannya menghirup udara bebas, dan merasakan pengapnya kamar tahanan.
Sumber: Marilis
Saat itu, Zul yang selama ini buron, tidak dapat melepaskan rasa rindunya pada keluarganya. Dua orang anggota Polsek Peranap bernama BRIPTU ATAN ROHADI dan BRIPTU CECEP FERNANDES yang memang sudah mengincar tersangka mendatangi rumah tersangka. Petugas keamanan bertanya kepada istri tersangka. Si istri berusaha melindungi dengan mengatakan tersangka tidak ada. Namun, petugas tidak kehilangan akal. Saat itu anak tersangka yang berumur lebih kurang 6 tahun mengatakan bahwa ayahnya ada di kamar sedang menelepon. Kedua petugas langsung ke kamar. Tersangka yang bertubuh kekar berusaha mengadakan perlawanan. Tersangka sempat meminta pisau kepada isterinya dan memaki-maki polisi. Namun kedua aparat ternyata lebih sigap. Dengan satu tembakan peringatan, tersangka akhirnya menyerah. Zul pun akhirnya terpaksa mengakhiri kesempatannya menghirup udara bebas, dan merasakan pengapnya kamar tahanan.
Sumber: Marilis
Komentar